Pelaku UMKM dan Ekraf di Pusaran Pandemi (2)





Sebelum pandemi, usaha berjalan dinamis, jualan jajanan tradisional di antara banjir jajanan milenial. Kami bertahan menjajakan bandrek, bajigur dan gorengan khas, berdasarkan ciri dan keontetikan, juga nuansa kesederhanaan dan keakraban yang kami jaga sejak 1994 di Kota Sukabumi.





Sebagai bentuk kompromi dengan zaman, tempat jualan kami padupadankan dengan keindahan visual, berupa lukisan-lukisan tangan, selain sebagai langkah adaptatif dengan era kekinian yang serba online dan kompromi promotif lewat postingan swafoto di media sosial, juga upaya kami dalam mengenalkan tokoh nasional dan dunia, yang dewasa ini luput dari minat pengetahuan anak-anak milenial.



Di awal pandemi dua tahun lalu, kami dengan berat hati menutup warung, dalam kurun cukup lama, 3 bulan. Jujur sangat terpukul







Kami tak bisa bertahan lebih lama lagi dari itu. Dengan keyakinan baru di hadapan pukulan merosotnya ekonomi bumi. Kami memutuskan untuk membuka kembali warung.

Di awal pandemi dua tahun lalu, kami dengan berat hati menutup warung, dalam kurun cukup lama, 3 bulan. Jujur sangat terpukul, tapi kami yakin, ini upaya kami membantu negeri ini pulih meski kaki kami harus tertatih-tatih hadapi realita hidup yang memang serba berbiaya, namun tetap yakin pintu rejeki datang dari banyak pintu, salah satunya orderan lukisan, meski tak sepenuhnya membantu cekikan ekonomi di tengah gerak usaha yang dihimpit, namun sedikit membantu lanjutkan kepul asap di dapur, jadi energi, jalani hari, berdialog dengan pandemi. Waktu 3 bulan adalah maksimal.




Kami tak bisa bertahan lebih lama lagi dari itu. Dengan keyakinan baru di hadapan pukulan merosotnya ekonomi bumi. Kami buka kembali, dengan langkah selaras situasi pandemi: mengadakan keran cuci tangan, mengurangi meja agar tercipta jarak antar pengunjung dan ajakan disiplin masker.








Joko Novianto 
Bandrek BP, Jl Suryakencana 60, Cikole.



Kang Warsa
Kang Warsa Sering menulis hal yang berhubungan dengan budaya, Bahasa, dan kasukabumian.

Posting Komentar untuk "Pelaku UMKM dan Ekraf di Pusaran Pandemi (2)"