Ifey: Menanam Bunga Sepanjang Pinggir Jalan, Menumbuhkan Spirit Gotong Royong










Gotong royong merupakan akar budaya bangsa yang telah diwariskan oleh leluhur bangsa ini dari generasi ke generasi. Semangat kebersamaan dalam berpikir dan bertindak di dalam pranata terkecil sebuah negara yaitu masyarakat, lambat laun mulai terkikis dan tergerus oleh perubahan zaman.



Kemajuan teknologi dan informasi yang disambut dengan euforia tanpa mengindahkan nilai-nilai “gammeinschaft” telah membawa masyarakat pada bilik-bilik individualisme, nilai yang berlawanan dengan kehidupan bermasyarakat.



Merasa kehilangan dengan nilai-nilai kebersamaan di dalam masyarakat inilah yang menjadi pemantik sekelompok pemuda dan tokoh masyarakat di Santiong untuk membuka kembali tabir penghalang semangat rempug jukung atau kebersamaan.




















Kecuali itu, kemajuan teknologi dan informasi pun memiliki dampak signifikan secara ekologis; cuaca ekstrim, pemanasan global, dan polusi udara. Diperlukan ikhtiar bersama untuk mengembalikan kondisi alam yang mulai kurang stabil melalui sejumlah gerakan kemasyarakatan salah satunya penghijauan di wilayah terkecil.



Ferry Maulana telah memelopori komunitas masyarakat Santiong dalam kegiatan penanaman bunga di sepanjang pinggir Jalan Proklamasi, Santiong. Puluhan pot bunga berukuran besar ditempatkan sepanjang trotoar. Pengerjaan pot-pot bunga hingga ditanami bunga ini memerlukan waktu hampir tiga minggu.



“ Saya bersama warga Santiong telah merencanakan program swadaya seperti ini beberapa tahun lalu. Motivasi awal program ini didasari oleh keinginan menjaga lingkungan dan lebih mengarah kepada penghijauan,” kata Ferry yang akrab dipanggil Ifey.






Bagi Kang Ifey, apa saja jenis dan bentuknya, partisipasi dan peran serta masyarakat dalam menata lingkungannya sendiri menjadi satu keniscayaan. Karena itu, berbagai pihak dan unsur masyarakat merasa terlibat dalam memberikan ide, gagasan, pikiran, tenaga, dan finansial untuk mewujudkan program penanaman bunga di sepanjang tepi jalan Santiong.



“ Pihak-pihak yang terlibat dalam program swadaya murni di masyarakat ini yaitu unsur masyarakat dari berbagai latar belakang. Tokoh masyarakat, ketua RW, ketua RT, tokoh pemuda, bahkan beberapa pengusaha setempat ikut terlibat memberikan dukungan moral dan finansial,” papar lelaki yang telah dikaruniai dua orang anak ini.



Semangat dan spirit gotong royong yang mulai memudar dalam kehidupan masyarakat, jika dibiarkan akan benar-benar hilang sama sekali. Dengan keterlibatan semua pihak dalam program kemasyarakatan ini, Kang Ifey berharap, iklim kebersamaan yang telah menjadi akar budaya Indonesia dapat membumi kembali dalam tindakan masyarakat.



“ Siapa saja, masyarakat di mana pun tentu menginginkan lingkungan tempat tinggalnya tertata rapi, bersih, hijau, dan indah. Keinginan itu harus diikuti oleh program nyata. Paling tidak melalui penanaman bunga di sepanjang pinggir jalan Santiong ini bisa menggugah kembali spirit gotong royong di masyarakat, “ lanjut Ferry Maulana.



Bantuan finansial dari perusahaan dan toko-toko setempat seperti; Cahaya Farm, Pelita Jaya Grosir, dan PSM Artesis Tirta Warga ditambah dukungan pemikiran dari para tokoh telah mewujudkan harapan masyarakat. Hal ini memberi bukti, masyarakat masih memiliki peran penting dan harus dilibatkan secara langsung dalam kegiatan-kegiatan dari skala terkecil hingga yang lebih besar.


Ferry Maulana (Ifey)
Santiong, Kelurahan Cipanengah, Lembursitu
Kang Warsa
Kang Warsa Sering menulis hal yang berhubungan dengan budaya, Bahasa, dan kasukabumian.

Posting Komentar untuk "Ifey: Menanam Bunga Sepanjang Pinggir Jalan, Menumbuhkan Spirit Gotong Royong"