Rosandra: Rungkun Awi Dwikora Tetap Bertahan di Tengah Pandemi








Usaha Rungkun Awi Dwikora berawal ketika Rosandra bertemu dan berkomunikasi langsung dengan salah seorang pengrajin awi atau bambu di Jalan Dwikora pada tahun 2016. Usaha yang digeluti berjalan lancar sampai tahun 2019.



Sebelum pandemi Covid-19, diakui oleh Rosandra pesanan hasil kerajinan bambu terus mengalir baik secara perorangan atau lembaga.



" Pesanan tidak hanya dari dalam negeri, hasil kerajinan bambu juga dikirim ke luar negeri. Untuk dalam negeri, kami dapat memenuhi pasar kerajinan di beberapa provinsi, Aceh, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Pasar di luar negeri yang telah kami sasar antara lain; Thailand, Korea Selatan, Jerman, Spanyol dan negara lainnya." papar Rosandra.



Beberapa bulan setelah pandemi karena bersamaan dengan penerapan lock-down di setiap negara, pengiriman hasil kerajinan bambu mengalami kebuntuan.







" Padahal kami telah menyiapkan bahan baku yang akan diproduksi untuk dikirimkan ke luar negeri. Tentu saja berdampak pada kerugian," kenang Rosandra.



Menghadapi kerugian akibat pandemi, Rosandra tetap konsisten menggeluti usaha kerajinan bambu. Para pengrajin pun memahami situasi sulit selama pandemi dengan tidak menghentikan aktivitas usahanya sebagai pengrajin.



" Saya berharap, mudah-mudahan situasi sulit ini lekas pulih, perekonomian negara kembali kepada kondisi yang lebih baik," harap Rosandra.









Harus diakui, selama satu dekade ini, UMKM menjadi perhatian serius dari pemerintah. Perhatian pemerintah kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di tengan badai pandemi telah direalisasikan dalam bantuan sosial untuk pelaku usaha atau BPUM.


Rosandra
Rungkun Awi Dwikora, Jl. Pabuaran no.52 
Kecamatan Warudoyong, Kota.Sukabumi






Kang Warsa
Kang Warsa Sering menulis hal yang berhubungan dengan budaya, Bahasa, dan kasukabumian.

Posting Komentar untuk "Rosandra: Rungkun Awi Dwikora Tetap Bertahan di Tengah Pandemi"